Jumat, 09 Desember 2011

BEASISWA DIES NATALIS FEB UNAIR

Alhamdulillahirobbilalamin. Mungkin kata itu yang dapat aku ucapkan ketika menerima telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari Fakultas, tepatnya panitia Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang ke-50. “Selamat siang? Dengan Iman Trianto?” lalu aku menjawab “Iya mbak dengan saya Iman Trianto. Maaf sebelumnya ini dengan siapa?” jawabku dengan penuh rasa penasaran. “Saya dari panitia Dies Natalies FEB UNAIR selamat kepada Iman karena Iman terpilih sebagai salah satu calon penerima beasiswa mahasiswa berprestasi Dies Natalies Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga…

Itulah segelincir percakapan saya dengan panitia Dies Natalies Fakultas saya yang ke-50 dan saya betul-betul merasakan senang, walaupun rasa sedihpun sedikit hinggap karena saya merasa apa yang telah saya perjuangkan dengan mencoba mendalami dan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh nilai akademik dengan bagus tidaklah sia-sia. Jujur walaupun ini bukan pertama kalinya saya menerima beasiswa karena setahun yang lalu saya memperoleh Beasiswa Super Semar, namun siapa yang tidak senang apabila menerima beasiswa.

Banyak sekali cerita sedih yang saya alami dalam memperjuangkan untuk mendapatkan beasiswa. Hal yang paling saya rasakan deritanya adalah ketika saya harus pergi ke Sumenep Madura dari Surabaya dengan menggunakan sepeda motor seorang diri untuk mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu yang menjadi salah satu persyaratan administrasi (Kartu Keluarga saya masih domisili Sumenep) untuk memperoleh beasiswa. Itupun saya harus meminjamnya dari seorang teman karena jujur motor saya memang dalam keadaan yang tidak baik dan saya khawatir akan terjadi sesuatu dengan motor dan keselamatannya saya. Pada waktu itu ditengah perjalananpun hujan deras dan angin kencang melanda sepanjang perjalanan. Saya tidak membawa jas hujan, hanya bermodalkan jaket sayapun nekat untuk meneruskan perjalanan walaupun harus basah kuyup dan kehujanan. Motivasi dan semangat saya yang begitu besar inilah yang membuat saya tidak untuk berhenti karena dalam pikiran saya adalah saya harus segera menyelesaikan urusan ini. Pembaca dapat membayangkan betapa takutnya saya ketika saat itu. Jalanan sepi dan saya hanya ditemani oleh hujan deras dan angin kencang. Pandangan sayapun tidak bebas ke depan, namun hanya , bermodalkan semangat, doa, dan dzikir kepada Allah SWT, saya yakin Allah melindungi saya dan akan mempermudah segala urusan saya.

Akhirnya saya tiba di Sumenep, mengurus segala sesuatunya mulai SKTM hingga surat pernyataan dari kepala RT dan RW bahwa ayah saya adalah seorang pensiunan dan kini tidak berpenghasilan. Semua urusan selesai dan akhirnya saya tiba di Surabaya dengan selamat dan berhasil menyerahkan segala sesuatu persyaratan administrasi untuk pengajuan beasiswa dari fakultas.

Mas Iman? Bisa hadir di acara MUSIC INS1D3 tidak hari Rabu jam setengah 4 sore? Akan ada penyerahan beasiswa Dies Natalies secara simbolis oleh Ibu Indin selaku Wakil Dekan II”. Itulah suara yang saya dengarkan ketika saya menerima telefon dari salah satu Panitia Dies Natalies yang berurusan dengan beasiswa ini. “Owh iya InsyaAllah bisa mbak” jawab saya dengan penuh antusias…

Akhirnya hari Rabu tiba dan saatnya hadir di Gedung Serba Guna Unair untuk menghadiri acara MUSIC INS1D3 sekaligus penyerahan beasiswa Dies Natalies. Disana saya bertemu dengan salah satu panitia dan mengarahkan saya untuk ke belakang panggung bersama dengan 5 penerima beasiswa lainnya untuk persiapan penerimaan beasiswa…

Acara selanjutnya adalah penyerahan beasiswa Dies Natalies kepada mahasiswa-mahasiswi berprestasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga” itulah yang dikatakan oleh MC MUSIC INS1D3 pada waktu itu. Sayapun sempat merasa grogi karena apakah saya pantas dikatakan berprestasi? Hati saya berdebar-bedar hingga akhirnya nama sayalah yang dipanggil dan saya naik ke atas panggung. “Beasiswa Dies Natalies ini sebesar **** puluh juta rupiah yang akan diberikan kepada masing-masing mahasiswa berprestasi ini sebesar **** juta rupiah”…

Berada satu panggung dengan Ibu Indin dan Pak Rudi yang merupakan Wakil Dekan Fakultas saya, merupakan kebanggaan dan kebahagian tersendiri terlebih-lebih hal ini disaksikan oleh umum. Para penerima beasiswa satu persatu disalami dan menerima buku tabungan atas nama masing-masing penerima beasiswa. Alhamdulillahirobbilalamin.

Dari kiri: Pak Rudi Purwono (Wakil Dekan I FEB UNAIR), anymous, anymous, Pipit Riza Abidin, Rakay Cekar Lambang Jaya Nusantara, Iman Trianto (That's me), anymous, Ibu Indin (Wakil Dekan II FEB UNAIR).


The another picture


Dengan cerita ini semoga dapat memotivasi teman-teman yang lain untuk turut terus bersemangat dalam sekolah dan berkuliah dan selalu peka terhadap informasi yang ada karena dengan lebih peka dengan informasi setidaknya kita menjadi selangkah lebih maju dengan yang lainnya. Teruslah belajar teman-teman, baik melalui literature dan buku atau belajar dari siapapun, darimanapun, dan kapanpun kalian bisa selama yang kalian pelajari menghasilkan sesuatu yang positif. Ingat teman-teman, manusia punya kemampuan dan tindakan, namun Allah yang mempunyai ketentuan. Lahaulawalaquatailabillah.

2 komentar:

Selin-Canselina mengatakan...

keren...aku pengen kayak gtu mas...dr spenggal cerita yg di atas yg hujan,angin kencang kok sma ya sma yg di mimpiku???? :0

Iman Trianto mengatakan...

insyaAllah kamu juga bisa dek . iya2 udah kamu utarain lewat sms . mas juga heran kenapa kamu bisa mimpi kayak gitu :)

Posting Komentar