Senin, 25 Juni 2012

#UdahPutusinAja


Semalam, saya dan saudara sepupu saya memutuskan untuk ke sebuah warung kopi. Tempatnya cukup nyaman dan remang-remang membuat saya betah disana. Walaupun jujur kopinya tidak begitu enak, bahkan tidak enak sama sekali menurut saya. Namun karena ada fasilitas wifi, jadi membeli kopi hanyalah suatu alasan bagi saya dan saudara saya. Melalui ipad, sayapun membuka twitter dan seketika melihat timeline @felixsiauw yang sedang update tentang #MoveOn. Namun yang membuat saya tertarik adalah ternyata beliau semalam telah update tentang #UdahPutusinAja. Yang terlintas di dalam pikiran saya adalah mungkin beliau menjelaskan dibalik kerugian berpacaran namun ternyata beliau menjelaskan jauh lebih dalam daripada yang saya perkirakan. Saya berasa dihantam dalam tanda kutip oleh tweet Ustadz Felix. Tiada yang ada dalam hati dan pikiran saya selain penyesalan. Melalui postingan ini saya tidak akan banyak berbicara tentang bagaimana perasaan saya ketika membacanya namun lebih ingin berbagi. Silahkan disimak ya kuliah tweet dari Ustadz Felix tentang #UdahPutusinAja. Bismillah

  1. teruntuk generasi Muslim pelanjut kisah Muhammad bin Abdullah dan pengemban risalahnya | kami bagikan cerita yang harus anda simak
  2. bagimu generasi akhir zaman yang hidup dimana banyak masalah dan miskin ulama | luangkan sejenak waktu akan apa yang akan kami paparkan
  3. setiap hari kami membuka email, dan datang kepada kami ratusan keluh kesah | cerita hidup yang tak pernah terulang masa
  4. ada 2 hal yang paling banyak diantaranya | juga paling menyakitkan untuk dibaca dan dijawab oleh kami
  5. bila ia datang dari yang masih sendiri, maka hubungan diluar nikah ceritanya | bila ia datang dari yang sudah bersama, selingkuh kisahnya
  6. bukan satu-dua-tiga, tapi ratusan bahkan jutaan diluar sana yang tak dijangkau mata | inilah penyakit masa kita, zina namanya
  7. mungkin engkau anggap ini berlebihan, mitos semata | engkau mungkin tidak akan menyadarinya hingga hal itu menimpa dirimu
  8. semua kisah mengerikan itu pada awalnya hanya candaan, mainan, coba-cobaan | yang dibungkus kelicikan bernama pacaran
  9. awalnya menyenangkan, awalnya seolah semua terasa indah | sampai terjadilah hal yang memalukan dan lelaki takkan mau tanggung jawabnya
  10. perlu diketahui wanita, tiada pria normal yang tak bernafsu saat dekat | "tidak" mungkin di bibirnya, namun "iya" adalah fitrahnya
  11. setan itu penguji, tidak perlu diuji, apalagi diberi kesempatan emas | khalwatmu berikan bukan hanya peluang, namun kepastian maksiat
  12. kata-kata mesra akan menuntut belaian, belaian menghantar pada kontak yg lebih intim | diawali dari kecil, begitulah maksiat
  13. lalu pada satu saat, bisikan setan akan kalahkan akal sehat | jiwamu telah dibeli setan, tak bisa kau kendalikan lagi jiwamu
  14. masyaAllah | kenikmatan sesaat pacaran kau tukar dengan kenikmatan dunia dan keabadian yang ditawarkan Allah padamu
  15. mungkin saat itu tak terpikir olehmu ujung peristiwa | namun setelah semuanya berakhir, akankah sedetikpun senang menghampiri?
  16. tangisan, rasa bersalah, rasa tak suci, tanggung jawab pada Allah dan orangtua dan anak-anakmu kelak? | kan menghantui seumur hidupmu
  17. setelahnya kau harapkan tanggungjawab lelaki? | lucu ya? kau harapkan tanggungjawab orang yang baru saja tunjukkan khianat pada Tuhannya
  18. pacaran memang tak jamin seseorang zina | namun kebanyakan zina dari sana asalnya | oh, kalau aku jadi kau, takkan kuragukan itu
  19. kau boleh membantahku dengan apapun rupanya | namun di hati kecilmu engkau tahu yang kusampaikan adalah benar adanya
  20. tertutup kemungkinan salah bagi Allah dan Rasul-Nya | maka kami hanyalah bertugas sampaikan kebenaran dan peringatan
  21. bilapun setelah pacaran engkau menikah | apa yang mau diharapkan pada lelaki yg habiskan muda untuk kejar kenikmatan dunia semata?
  22. tak perlu pura-pura terkejut bila ia melirik wanita lain | dia pelajari itu saat pacaran denganmu, berani lakukan maksiat
  23. jangan pula terpana saat ia berkata kasar | karena yang diinginkannya sudah didapat, dan jelas keinginannya itu bukan ridha-Nya
  24. terimalah bila ia lalaikan nafkah lahir-batin | karena tanggungjawab memang tak pernah dilatih pada saat pacaran denganmu
  25. wajar pula dia tak pernah membimbing dan mendidikmu dengan Islam | karena dulu diapun sulit mendidik dirinya untuk taat
  26. jangan harapkan imam yang baik bagi anak-anakmu | karena taat tak pernah berkawan dengan pacaran yang maksiat
  27. masyaAllah, tak ada maksud kami sampaikan ini untuk membuat takut | adalah karena rasa sayang kami pada Muslimah generasi berikut
  28. bila engkau rasakan salah pada apa yang kami sampaikan, segera berikan sepenggal nasehat agar kami dapatkan ampunan
  29. bila engkau temukan kebaikan pada susunan catatan, segeralah ambil tindakan untuk selamatkan masa depan |  
  30. sekarang sebelum sesal menjelang, lakukan keputusan terbaik yang bisa kau ambil sebagai seorang Muslimah |  
  31. | pantaskan diri, penuhi kewajiban Ilahi | dengannya engkau bisa berharap pendamping terbaik disisi, dunia dan surga
  32. | jangan sampai engkau jadi budak maksiat, yg kesekian kalinya menyadari bahwa masa depan itu didapat dengan taat
  33. | ada hal yang perlu dicoba, dan ada hal yang jangan sampai dicoba, pacaran termasuk salah satu yang tak perlu dicoba
  34. | agar bisa engkau bawa harga dirimu seutuhnya saat bertemu dengan lelaki yg membawamu ke mahligai pernikahan
  35. | one sin leads another, satu dosa akan menyeret 1000 dosa yang lain | sudahi sebelum semuanya terlanjur
Melalui postingan ini pula, saya mungkin berjanji atas sesuatu yang mungkin para pembaca tidak perlu mengetahuinya. Penyesalan dan rasa bersalah hingga detik ini teruslah datang dan menghantui. Apakah Allah akan mengampuni dosa saya, seorang hamba yang miskin pahala, kaya dosa, hina di depan Allah SWT? Semoga Allah berkenan untuk menuntun saya ke jalan yang seharusnya. Aamiin Ya Mujibbas Sailin. 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Amin ...

Posting Komentar